Kemenag Dinilai Penting Dalam Diplomasi Soft Power di Afganistan

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama dinilai memiliki peran penting dalam diplomasi soft power Indonesia dalam ikut menyelesaikan konflik di Afganistan. Penilaian ini disampaikan Dubes RI untuk Afganistan Arief Rachman MD saat berkunjung ke Kantor Kementerian Agama, Jakarta. 

Kedatangan Arief Rachman diterima oleh Sekjen Kemenag Nur Syam. Ikut dalam pertemuan ini, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Karo Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Achmad Gunaryro, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Arskal Salim, Kapus Kehidupan Keagamaan Balitbang-Diklat Muharram Marzuki, Karo Umum Syafrizal, serta Sesmen Khairul Huda Basyir.  

Menurut Arief Rachman, peran Kemenag sangat signifikan karena misi Indonesia menggunakan pendekatan soft power dengan agama dan kebudayaan. Kemenag diharapkan bisa memberikan solusi dalam persoalan agama, budaya, dan sosial. 

“Dengan pendekatan soft power dalam artian pendekatan dari hati ke hati, semoga kerjasama ke depan semakin baik. Kita banyak kesamaan terutama kesamaan agama dan budaya,” tambah Arief Rachman, Selasa (13/02). 

Mantan Mayjen TNI (Purn) ini juga menjelaskan bahwa di Kabul, sudah ada masjid yang dapat menampung 2500 jamaah. Masjid ini menjadi tempat berkumpul, menyatukan umat, dan juga menjadi tempat anak-anak belajar Al-Qur’an. 

“Di sana juga akan segera dibangun perpustakaan yang nantinya bisa bermanfaat bagi umat di Afganistan,” kata Arief Rachman. 

Arief Rachman menambahkan, pertemuan woman empowering di Afganistan beberapa bulan lalu dengan mendatangkan Menteri Perempuan dari Indonesia sebagai keynote speaker, menambah nilai positif bagi rakyat Afganistan. Indonesia dinilai istimewa, salah satunya karena berhasil menggelar konferensi perempuan dunia.   

Saat ini, di Afganistan ada sekitar 6000 ulama yang tersebar di 22 Provinsi. Mereka berharap Indonesia menjadi mediator, fasilitator untuk perdamaian di Afganistan. Mereka memuji ulama dan masyarakat Indonesia yang sangat toleran. 

“Ini menjadi contoh bagi mereka. Mereka sudah menangkap konsep kerukunan di Indonesia,” terang Arief Rachman.(p/ab)